
Indonesia Mau Jadi Kiblat Trend Muslim Dunia 2024, Ini Dulu Dibenahi
Indonesia ingin menjadi kiblat trend muslim dunia pada 2024. Sebuah goal yang sebenarnya sudah pernah tercetus untuk 2020. Banyak hal yang perlu dibenahi agar impian tersebut benar-benar terwujud.
Upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat muslim mode dunia pada 2024 menggaung lagi saat Highway to Jakarta Muslim Trend Week (JMFW) 2023 di Kementerian Perdagangan, Selasa (23/8/2022).
Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan industri trend Indonesia, khususnya busana muslim dan modest put on, berpotensi menguasai pasar international. Pasalnya, Indonesia memiliki keunikan tersendiri dengan keragaman budaya dan sumber daya manusianya.
“Inilah yang menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai sebagai kiblat trend muslim dunia 2024,” tegas Ketua Umum PAN itu
Pada 2019, Hatta Rajasa yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, meyakini Indonesia mampu menjadi pusat mode muslim dunia 2020. “Bisakah kita mewujudkan indonesia menjadi kiblat trend Muslim dunia 2020? sebagai menko saya jawab sure! kita bisa,” ujar Hatta saat pembukaan Indonesia Islamic Trend Truthful 2019.
![]() |
Mungkin sebagai pusat tren trend muslim, Indonesia telah berhasil mengukuhkan standing tersebut. Namun, tidak demikian bila dilihat dari kacamata industri. Setidaknya demikian menurut Svida Alisjahbana, CEO GCM Group yang menaungi Jakarta Trend Week (JFW).
“Apa indikator yang menjadikan kita sebagai pusat mode dunia? Kalau kita sudah menjadi pemimpin modest trend pattern, saya yakin iya. Kalau industrially belum,” kata Svida kepada Wolipop di Highway to JMFW 2023.
Menurut Svida, Indonesia sedang memasuki fase kematangan dari segi kreativitas di ranah busana muslim. Banyak pemain baru bermunculan menawarkan desain yang lebih segar dan beragam sehingga busana muslim terasa tak monoton lagi.
“Saya rasa kita sudah mendefinisikan modesty yang lebih superior, dibanding dari apa yang kita lihat 5-10 tahun lalu,” kata anggota Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu.
Karya-karya mereka pun memikat konsumen di negara-negara lain. Berdasarkan information Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor trend muslim pada semester I 2022 tercatat meningkat 39,86 persen menjadi US$ 2,85 miliar bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
![]() |
Adapun pada 2021, juga terjadi kenaikan nilai ekspor trend muslim meski hanya 12,49 persen sehingga mencapai US$ 4,68 miliar. Namun, pencapaian tersebut belum cukup untuk menempatkan Indonesia sebagai pemimpin pasar. Berada di posisi ke-13, Indonesia dengan standing populasi umat muslim terbanyak di dunianya masih kalah dari China, Bangladesh, dan Vietnam.
Untuk menggenjot ekspor, Zulkifli Hasan berjanji segera merampungkan pengesahan perjanjian kerja sama perdagangan internasional dengan DPR. Bila RUU tersebut lolos, Indonesia bakal bebas dari pajak dagang di beberapa negara dengan pasar potensial. Ia menyebutnya ‘jalan tol’ bagi produk Indonesia untuk menembus pasar international tanpa hambatan.
Adapun lima besar negara tujuan ekspor trend muslim Indonesia yakni Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, dan Korea Selatan.
![]() |
Pemerintah Perlu Serius Mendukung
Menurut Svida, banyak ‘pekerjaan rumah’ yang tak kalah krusial yang perlu pemerintah kerjakan di luar kebijakan perjanjian dagang internasional jika memang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci.
Dari pengamatannya selama ini, desainer Indonesia selalu terkendala soal bahan baku. Ketersediaan bahan baku sangat penting untuk memenuhi permintaan purchaser internasional.
![]() |
Padahal, kata Svida, banyak perusahaan garmen lokal kelas dunia di Indonesia. “Masih ada hole besar antara desainer dan perusahaan garmen. Jarak tersebut yang harus kita perkecil,” kata Svida.
Keluhan yang sama juga datang dari Ivan Gunawan yang mendirikan label hijab Mandjha pada 2017. “Pemain (desainer busana muslim) semakin banyak, kain jadi semakin sulit didapat,” kata Ivan saat berdialog dengan Mendag Zulkifli Hasan di sela Highway to Jakarta Muslim Trend Week (JMFW) 2023.
Peran pemerintah dalam mendukung program-program pembekalan desainer agar karyanya siap bersaing di pasar international juga sangat penting. Para desainer perlu mendapat program teaching dari pelatih bertaraf internasional.
“If you wish to be a worldwide participant, berarti pelatih kita harus yang sudah mengglobal juga kan. Saat ini Indonesia belum punya pelatih tersebut,” katanya.
Ia mencontohkan program Indonesia Trend Ahead (IFF) besutan JFW yang berkolaborasi dengan London School of Trend. Program inkubasi yang digagas pada 2012 ini pernah menghadirkan desainer kondang Peter Pilotto sebagai pelatih. Main Minor, Dian Pelangi, NurZahra, dan IKYK, adalah beberapa nama desainer dan label lulusan IFF yang berhasil menjual produknya secara internasional. “Ini investasi dari pemerintah,” tuturnya.
![]() |
Urusan public relation (PR) atau kehumasan, tambah Svida, juga tak kalah penting. Mempromosikan karya desainer lokal di luar negeri butuh biaya besar sehingga perlu dukungan dana dari pemerintah.
“PR-ing mahal banget, semahal slot tampil di trend week. Ini kan juga bentuk mempromosikan negara. Kalau punya cita-cita go worldwide, harus mulai dari PR juga,” katanya.
Terlepas dari itu semua, Svida mengatakan industri trend memiliki keunikannya tersendiri karena produk yang dijual adalah kreativitas. Butuh kesabaran dan investasi yang besar untuk bisa menguasai pasar.
“Tidak ada purchaser yang melihat sekali, lalu langsung beli borongan. Kita kan menjual kreativitas. Kepercayaan purchaser perlu dibangun lewat kreasi yang berkualitas dan harus selalu ada sesuatu yang baru dari koleksi-koleksi sebelumnya,” katanya.
Simak Video “Tren Jilbab di Pasar Tanah Abang yang Diburu Warga Jelang Lebaran“
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)